Rahmatan Lil Alamin
Dalam bulan Rabiul Awal (Maulud), suasana bulan kelahiran Nabi selalu menyelimuti jiwa dan raga kita, betapa kita harus mensyukuri Muhammad SAW telah diutus bagi seluruh alam. Qul bifaḍlillāhi wa biraḥmatihī fa bidzaalika falyafraḥụ, huwa khairum mimmaa yajma'uun "Katakanlah: Dengan kurnia Allah dan rahmatNya hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmatNya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan", ( Alquran Surat Yunus ayat 58 ).
Merayakan maulud, merupakan sebuah ungkapan kecintaan dan kegembiraan terhadap Nabi Muhammad SAW. Setiap kita membuka lembaran sejarah tentang maulud, pasti akan bertemu dan membicarakan tentang konsep rahmatan lil alamin. Apa itu rahmat bagi seluruh alam?
Makna rahmatan lil alamin dalam QS. Al-Anbiya':107, " wamaa arsalnaaka illa rahmatan lil alamin,” Tidak Aku utus kamu (Muhammad) kecuali untuk rahmat seluruh alam, “alamin di sini ay (berarti, ed) basyar, manusia. Bukan isinya alam semua, bukan. Tetapi manusia. Persaudaraan di antara sesama manusia, wamaa arsalnaaka illa rahmatan lil ‘alamin”. Di sinilah terletak arti daripada lakum dinukum waliyadin, bagi kalian agama kalian, bagiku agamaku (Al-Quran, ed.). Tiap orang berhak mengikuti cara masing-masing. Kata rahmat itu sendiri berarti kasih sayang, lemah lembut. Sehingga bila sifat ini dilabelkan pada manusia, tentu hal itu menggambarkan lembutnya hati manusia sehingga mendorong pada perilaku baik dan penuh kasih sayang.
Dengan demikian, Nabi Muhammad SAW diutus untuk mengayomi seluruh umat manusia semuanya, tak peduli etnis, suku, bahasa dan apa agamanya, dengan kasih sayang dan kelembutan.
Islam harus menyejukkan dan menjadi pengayom bagi semuanya, seperti halnya Nabi Muhammad melibatkan semua suku atau klan untuk mengangkat hajar aswad, meski semua telah percaya kepadanya. Atau ketika beliau menjadi pengayom bagi semua agama dan klan ketika menjadi pemimpin Negara Madinah. (Gusdur, 23 Mei 2005).
Adapun batasannya, adalah agama masing-masing. Meski berbeda, tetap bisa bersama membangun bangsa. Paham pluralisme yang digagas beliau (Gusdur), adalah hubungan sosial-kemasyarakatan, kenegaraan, bahkan kemanusiaan, bukan soal akidah.
Aktualisasi dari agama yang dipeluknya yaitu Islam, bahwa Islam sebagai agama rahmatan lil 'alamin mengajarkan agar memberikan keselamatan dan kedamaian kepada siapa saja tidak hanya umat muslim tapi juga seluruh manusia dan makhluk di bumi ini.
Dengan Islam yang damai dan rahmatan lil’alamin, menjadi pelindung dan pengikat berbagai agama dan keyakinan. Dan di sinilah terlihat betapa luhurnya ajaran Islam di permukaan bumi.
Refleksi Rahmatan Lil ‘Alamin di Era Kini
Rahmatan lil ‘alamin yang kemudian didengungkan sebagai misi Islam, mengandung spirit serta ajakan agar umat Islam meneladani sikap kasih sayang Rasulullah SAW. Pribadi yang memiliki hati lembut, penuh kasih sayang dengan kecerdasan emosional tinggi. Sehingga membekas pada kesantunan segala sikap, tutur kata, dan keputusan yang beliau berikan untuk umat. Sosok pribadi dengan kesantunan penuh kasih sayang itulah yang dirindukan umat di tengah hingar bingar zaman ini. Pada momen maulid Nabi ini, kita perlu menelaah kembali bagaimana ruh rahmatan lil ‘alamin itu tetap live dan membumi di era kini. Menata dan mengisi hati dengan kelembutan, dan rasa kasih sayang. Tidak menyimpan kebencian, kedengkian, kemarahan, dendam, dan segala rasa yang tidak mencerminkan kasih sayang. Sehingga tercermin pada kesantunan baik secara oral, verbal, maupun dalam komunikasi virtual. Menghindari penyebaran hal yang memantik kebencian maupun perpecahan. Menghargai kesetaraan, menebar kedamaian dan persatuan.
Mari kita sambut kelahiran Nabi Muhammad SAW, sebagai karunia ilahi dan rahmat Allah untuk alam semesta dengan penuh sukacita. Mari kita tampakkan kegembiraan kita dengan berbagai tradisi dan perayaan yang meriah dengan penuh kecintaan kepada Rasulullah SAW. Semoga rasa cinta dan kegirangan ini menjadi bekal kebaikan untuk meraih syafaat Rasulullah kelak di hari akhir nanti.
Wallahu a'lam bi showab
Allahumma sholli 'ala sayyidina Muhammad wa 'ala alihi wa sohbihi ajma'in
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Selamat pagi, salam sehat, solid, speed, smart
Jambi, 12 September 2025
Dr. Chazim Maksalina, M.H.
Pelayanan Prima, Putusan Berkualitas