Bina Mental di PTA Jambi Membahas Jati Diri Manusia (28/03)
Drs. H. Mahmuddin Rasyid, MH
Salah seorang Hakim Tinggi PTA Jambi Drs. H. Mahmuddin Rasyid, MH dalam tausiyahnya pada acara bina mental hari ini Senin (28/03) mengupas tentang jati diri manusia. Beliau membahas arti dan makna manusia itu sendiri huruf demi huruf.
“Kata manusia itu sesungguhnya ada artinya, dan apabila direnungkan dengan baik, akan menjadikan manusia itu berguna bagi dirinya dan bagi orang lain,” ungkapnya mengawali tausiyahnya.
Disebutkannya, huruf “m”, dapat diartikan malu, yaitu malu tugas tidak selesai, malu lambat datang dan cepat pulang kantor, malu kepada Allah atas dosa yang dilakukan, dan malu kepada manusia apabila merugikan orang lain.
Dan huruf yang kedua “a”, akal fikiran. Manusia harus menggunakan akan fikirannya untuk kemajuan dirinya sendiri. Begitu juga dalam bermasyarakat, harus menggunakan akal fikiran agar berguna di tengah-tengah masyarakat. Sebab urainya memberi alasan, hidup manusia tidak terlepas dari orang lain. “Dimana langit dijunjung, di situ tanah dipijak,” urai H. Mahmuddin Rasyid yang juga sebagai Plh. Wakil Ketua PTA Jambi ini berpesan.
Sedangkan huruf “n”, adalah norma atau aturan. Norma itu sendiri dapat dibagi menjadi tiga, yaitu norma hukum, norma adat dan norma agama. Dengan norma, maka manusia akan mengetahui hak dan kewajibannya.
Lalu huruf “u”, berarti usaha dan ikhtiyar. Manusia harus berusaha agar kehidupannya lebih baik dari sekarang. “Kita bukanlah menganut faham jabariyah yang menerima apa adanya, tapi harus berusaha untuk lebih baik,” ujarnya menjelaskan. Oleh karena itu, paparnya menambahkan, harus ada ikhtiyar untuk memilih mana yang baik dan mana yang buruk, lalu diusahakan dengan bersungguh-sungguh, kemudian menyerahkan sepenuhnya kepada taqdir Allah Swt.
Selanjutnya huruf “s”, yaitu sosial. Pada dasarnya, manusia adalah makhluk sosial, yaitu hidupnya bermasyarakat, melakukan aktivitas bersama dengan orang lain.
Dan huruf “i”, berarti ilmu. Manusia harus selalu berusaha untuk meningkatkan ilmu sebagai modal untuk meraih cita-cita. “Bagi yang sudah memiliki pendidikan S.1, semoga lanjut S.2 dan S.3,” urainya berharap.
Dan yang terakhir, huruf “a”, yaitu amal. “Marilah berkarya seolah-olah hidup selamanya, dan marilah beramal seakan-akan mati esok hari,” pungkasnya seraya menutup tausiyahnya. (AHP)
Pelayanan Prima, Putusan Berkualitas