Info Delegasi
Pengadilan Tinggi
Logo Pengadilan Tinggi Agama Jambi

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Pengadilan Tinggi Agama Jambi

Jl. KH. Agus Salim, Kota Baru - Jambi

Telp. 0741-40131, Fax. 0741-445293, Email : ptajambi@yahoo.com

Logo Artikel

4708 TAUSIYAH RAMADHAN KE 12 MEMBAHAS IHSAN DALAM KEHIDUPAN 11 6

Tausiyah Ramadhan Ke 12 Membahas Ihsan dalam Kehidupan (11/6)

12

Jambi – Rabu 7 Juni 2017 bertempat di Musholla Pengadilan Agama Jambi, Tausyiah disampaikan oleh Drs. Adnan Yus, S.H dihadiri Pimpinan, Hakim dan Pegawai Pengadilan Agama Jambi. Pada kesempatan kultum kali ini saya akan mengulas sedikit tentang ‘IHSAN’

Ihsan secara bahasa seakar kata dengan ‘hasan’, yang artinya baik atau bagus. Dalam ajaran agama ini, ihsan selalu bergandengan dengan Iman dan Islam.

Pengertian ihsan disampaikan oleh nabi saw. ketika suatu hari beliau ditanya oleh Malaikat Jibril perihal islam, iman, dan ihsan. Dalam hadits panjang tersebut, Rasulullah menjabarkan konsep ihsan. Nabi mulia bersabda: AN TA’ BUDALLOHA KAANNAKA TAROHU – FAIN LAM TAKUN TAROHU FAINNAHU YAROKA.

Artinya, bahwasanya ihsan itu, Engkau menyembah/beribadah kepada Allah seolah-olah Engkau melihatNya (Allah).

Jika pun belum bisa melihatNya, maka yakinlah bahwa Ia (Allah) melihatmu. – Hadits Riwayat Muslim. Maknanya.... Pada tingkatan pertama. Ihsan menuntun kita ketika beribadah seolah-olah kita bisa melihat Allah. Namun tentu saja bukan berarti kita membayangkan wujud dan bentuk Allah. Karena sungguh kita tak akan mungkin mampu membayangkan Zat Yang Maha Mulia.

Pemaknaan di atas hanyalah sebagai tamsil / pengibaratan. Misalkan dalam kehidupan keseharian. Kita bekerja, sementara di hadapan kita ada pimpinan (kepala) tentu kita akan bekerja dengan semangat. Begitu pula dalam hal ibadah.

Adapun pada tingkatan kedua. Ihsan menuntun kita untuk yakin bahwa Allah melihat kita. Mengawasi segenap tingkah laku dan aktivitas kita.

Orang yang memiliki sikap tersebut akan terhindar dari perbuatan tercela dan maksiat. Bagaimana tidak, ketika ada kesempatan berbuat culas pun, mencuri misalnya, saat tak ada manusia yang melihat, ia tak akan melakukan perbuatan itu karena yakin ada zat yang mengawasi, yakni Allah.

Begitu halnya dalam berbuat kebaikan, sedekah contohnya. Walaupun tak ada orang yang melihat tak masalah, karena Allah Maha Melihat.

Sikap muroqobatulloh (merasa dekat dengan Allah) menjadikan pribadi yang benar-benar menghambakan diri di hadapanNya. Ketika ada masalah menghampiri ia hanya memohon padaNya Yang Maha Kuasa.

Momentum ramadhan kali ini mari kita jadikan tonggak peningkatan kualitas keislaman, keimanan, dan keihsanan kita.

Pada gilirannya peningkatan kualitas itu semoga bisa mengantarkan kita menjadi pribadi taqwa nan fitri.

Sekali lagi, semoga kita menjadi seorang muhsin yang selalu dekat dan merasa diawasi Allah SWT. Demikian kultum yang dapat saya sampaikan. Mohon maaf jika ada kesalahan. Wassalamu alaikum wr. wb. (Dion/Jurdilaga PA Jambi)

 


Pelayanan Prima, Putusan Berkualitas